Pemerintah Kab. Kepulauan Selayar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Selayar laksanakan Apel Siaga Bencana di Lapangan Pemuda Benteng 8/11 pagi.
Pada Apel Siaga, Wakil Bupati Kepulauan Selayar, Dr. H. Zainuddin, S.H., M.H., selaku pembina apel melakukan pemeriksaan kesiapan pasukan sebagai rangkaian awal kegiatan, yang didampingi komandan apel AKP. H. Muh. Zuhdi dari Polres Kepulauan Selayar.
Peserta apel siaga, terdiri dari TNI, kodim 1415, Polres, Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran, Taruna Siaga Bencana (TAGANA), PNS Lingkup Pemda Kepulauan Selayar, Dinas Perhubungan, PMI, dan Pramuka.
Dalam sambutan dan arahan Wakil Bupati, mengatakan bahwa bencana adalah peristiwa alam yang kita tidak inginkan bersama, namun potensi terjadi dimanapun di muka bumi ini. Berbagai negara mengalami bencana gunung meletus, banjir, dan lain-lain telah menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang signifikan. Bahkan tidak kurang di dalam negeri seperti Bandung, Gorontalo, dll mengalami bencana banjir yang menimbulkan korban jiwa dan harta benda dengan nilai yang luar biasa.
Kalau kita menyoal kondisi geografis Kab. Kepulauan Selayar, untuk persentasi daratan 14% dan lautan 86%, hal mana sangat rentan terhadap bencana angin kencang, gelombang pasang/tinggi dan abrasi pantai disamping potensi bencana banjir dan tanah longsor.
Kondisi ini dimuat dalam Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2011 yang diterbitkan oleh BNPB, serta sekaligus menempatkan Kab. Kepulauan Selayar sebagai peringkat 45 nasional pemilik potensi bencana angin kencang dan abrasi pantai serta peringkat 104 nasional pemilik potensi banjir dan tanah longsor.
Selain itu dalam IRBI Tahun 2013, Kab. Keulauan Selayar menduduki peringkat 256 nasional dan 496 Kab./Kota dengan skor 155 berkualifikasi resiko tinggi.
Lebih lanjut disampaikan Wakil Bupati Kepulauan Selayar bahwa menyikapi kondisi Kab. Kepulauan Selayar, untuk dalam manajemen penanggulangan bencana harus mengedepankan semua proses, baik pra bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana. Hal ini disebabkan, penanggulangan bencana yang hanya fokus pada kegiatan pasca bencana atau tanggap bencana, tanpa meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan stakeholder belumlah memadai.
Ia berharap, setelah pelaksanaan apel siaga bencana, diperlukan kegiatan Rencana Kontijensi terhadap potensi bencana. Outputnya adalah MANUAL BOOK dengan substansi “siapa berperan apa, dan siapa memegang apa” oleh semua pihak dalam kondisi siaga menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing setiap saat.
Apel Siaga Tanggap Bencana berlangsung tertib dan hikmat selama kurang lebih satu jam dibawa pengaturan perwira apel, Kapten S. Sumargo dari Kodim 1415 Kepulauan Selayar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar