Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kepulauan Selayar periode 2010-2015, H. Saiful Arif, SH, serah terima jabatan dengan Drs. Abdullah, M.Pd sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah periode 2015-2020, di halaman sekolah MTs Muhammadiyah sabtu (28/5) malam.
Peralihan Ketua PDM Kepulauan Selayar sesaat setelah Pelantikan 9 orang Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang dipandu oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Dr. H. Mustari Bosra, M.A., dan Pelantikan Pimpinan Daerah Aisyiyah yang dipimpin oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulawesi Selatan, Dra. Hidayah Quraisy, M.Pd.
Sembilan orang pimpinan kolektif PDM Kepulauan Selayar adalah Drs. Abdullah, M.Pd. (ketua), H. Saiful Arif, S.H., Drs. Gazali, M.Pd., Rukhnuddin, S.Pd., M.M., Muhammad Husni, S.Ag., Drs. Andi Ahmad, M.Pd., Muhammad Natsir, S.Ag., Drs. Saharuddin., Muhammad Ihsan Maro, S.Ag., M.Si.
Bupati Kepulauan Selayar yang dihadiri oleh Asisten Pemerintahan Sekda, Nur Ali, S.H., menyampaikan “selamat” kepada para pengurus yang baru dilantik sebagai pimpinan daerah, baik Muhammadiyah maupun Aisyiyah.
Ia menambahkan bahwa pelantikan adalah sebuah “proklamasi” atau “deklarasi”, pernyataan secara formal dan dipersaksikan pada banyak pihak bahwa dengan penuh kesadaran, siap mengemban amanah organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta Program Kerja yang diamanahkan dalam Forum Musyawarah.
Secara etika, pemerintah mempunyai 3 tugas utama yaitu pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan. Program dan/atau kegiatan apapun yang dilaksanakan oleh pemerintah, harus bermuara pada salah satu tugas utama tersebut.
Apabila pemerintah melaksanakan tugasnya di bidang “pelayanan”, maka muara yang ingin diraih adalah “keadilan”. Jika pemerintah melaksanakan tugas “pembangunan”, maka yang ingin dicapai adalah “kesejahteraan”, dan apabila pemerintah melaksanakan tugas “pemberdayaan”, maka sesungguhnya yang ingin diwujudkan adalah “kemandirian”.
Namun pemerintah memiliki banyak keterbatasan, baik anggaran, waktu, dan SDM. Dalam hal inilah, Pemerintah membutuhkan mitra kerja, baik pengusaha maupun masyarakat melalui simpul-simpul organisasinya.
Dalam kaitan inilah Bupati Kepulauan Selayar yang diwakili Asisten Pemerintahan Sekda, Nur Ali, S.H., menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Muhammadiyah. Karena muhammadiyah dengan sejumlah lembaga dan majelisnya, serta jajaran organisasi otonomnya yang diperkuat oleh amal-amal usahanya, terutama di bidang pendidikan, telah banyak memberikan kontribusi positif, baik secara nasional, maupun dalam level lokal daerah di Kepulauan Selayar.
Lebih lanjut Nur Ali, S.H., mengatakan pada acara Pelantikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Aisyiyah bahwa “Pemerintahan baru yang terbentuk hasil pilkada 2015, usianya masih sangat belia. Jika ada banyak kekurangan, kami mohon maaf. Kami sedang melakukan pembenahan, penataan, dan perbaikan di sana sini, agar dapat sesuai dengan visi-misi yang kami emban”. Visi Pemerintah adalah “terwujudnya masyarakat maritim yang sejahtera berbasis nilai keagamaan dan cultural”. Cita-cita ideal inilah yang ingin diraih dan diwujudkan oleh Pemerintah dalam lima tahun kedepan.
Untuk itu Bupati berharap, kiranya kepengurusan Muhammadiyah dan Aisyiyah saat melakukan musyawarah atau rapat kerja, dapat menyesuaikan dan mendukung keberhasilan visi-misi pemerintah kedepan.
Melalui Pidato Wada’ Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kepulauan Selayar periode 2010-2015, H. Saiful Arif, S.H., yang sudah memimpin 2 periode ini menyampaikan Muhammadiyah telah membentuk 12 majelis, 4 lembaga, 14 cabang dengan kekuatan 71 ranting baik di daratan maupun di kepulauan, 18 masjid Muhammadiyah. Pada internal lembaga pendidikan Muhammadiyah, ada SMA, SMP, MTs, MIs, dan cukup banyak TK ABA (Aisyiyah Bustanul Athfal).
“Kalau dilihat potensi ini luarbiasa dahsyatnya. Jika ini dikelola dengan baik, maka insyaallah pemerintah bukan hanya mendiri, muhammadiyah bukan hanya mandiri tetapi bisa menjadi penopang program Pemerintah”. Terang Saiful Arif mantan Wakil Bupati Kepulauan Selayar ini.
Pada rapat formatur 9 yang terpilih dalam forum musyawarah, mencoba meminta kesiapan Pak Muhtar Tanete sebagai ketua. Ia menjelaskan alasannya, “karena regenerasi antara Pak Rahman Mustafa, entah Pak Kamaluddin Sese, sedikit bermasalah karena langsung kegenerasi kami yang rata-rata seusia”. Agak terputus sedikit. “Seharusnya pak muhtar tanete yang mengantarai, antara kami dengan Pak Rahman Mustafa”. Jelas Saiful.
Tetapi saat itu Pak Muhtar tidak terpilih dalam 9 besar sehingga saat beliau diminta kesediaannya untuk memimpin PD periode ini, beliau mengatakan “saya sudah 2 periode tidak aktif. Saya agak buta terhadap Muhammadiyah. Kalau saya dianggap dekat dengan pemerintah, manfaatkan saya untuk bisa mendekatkan Muhammadiyah dengan pemerintah”. Ujar Saiful dikutip dari jawaban Pak Mukhtar ketika itu.
Mantan Wakil Bupati yang akrab disapa Bung Ipul menambahkan, bahwa Pak Muhtar dan Pak Jamal mundur tetapi bukan keluar dari Muhammadiyah, tetapi akan memperkuat cabang benteng yang menjadi miniatur Kepulauan Selayar.